Carilah dahulu Kerajaan-Nya
7:21 PMOk, jadi ceritanya saat ini saya memang pengangguran. Pengangguran dengan status belum terikat dengan company manapun. Tapi koq kerjaannya adaaaa aja. Bahkan mau bernafas sedikit saja,
punya satu hari untuk bengong atau sekedar menghabiskan waktu untuk membaca buku pun saya ga punya. Bingung antara kudu bersyukur atau ini termasuk mengenaskan haha. Tapi untungnya dalam hati tetap dipenuhi dengan rasa syukur, tanpa ada keinginan untuk mengeluh.
Tuhan baik.
Dan benar, saat ini, ketika saya memutuskan resign dari company sebelumnya, saya memang ga ngoyo nyari company baru. Belum apply sama sekali malah, karena belum ada yang sreg, ditambah lagi yang mau mempekerjakan secara remote dan full time memang terbatas. Beberapa yang menawarkan via linkedin untuk join di company mereka pun belum saya balas. Saya membiarkan Tuhan bekerja dalam diri saya. Karena saya tahu agak sulit untuk menemukan company yang sesuai dengan keinginan saya saat ini jika bukan atas ijin Tuhan. Saya hanya ingat janji Tuhan, yang meminta untuk mencari kerajaan-Nya terlebih dahulu, maka semua akan dicukupkan. Maka beberapa waktu ini, saya lebih fokus ke pengembangan diri sendiri dan berusaha secara konsisten menyediakan waktu untuk lebih dekat dengan-Nya. Belajar lebih sabar, penuh kasih, lemah-lembut--yang mana itu bukan saya banget, bekerja dengan memberi sebaik mungkin, belajar memanage waktu dengan benar, dan ketika di waktu-waktu tertentu tergoda untuk menghabiskan waktu dengan hal-hal ga penting--saya belajar untuk mendengar suara Tuhan. Lebih banyak bersyukur tentunya, dan belajar memperhatikan hal-hal kecil di sekitar saya. Dan ya, kemudian keajaiban-keajaiban terjadi.
Beberapa hari lalu salah satu company yang mempekerjakan saya secara freelance, meminta saya untuk bergabung secara fulltime. Saya tahu ini bukan hal yang mudah juga bagi mereka mempekerjakan saya secara remote. Karena perlu kepercayaan penuh apakah saya menggunakan waktu saya dengan baik layaknya di kantor atau tidak. Dan ya, saya berusaha meyakinkan sebisa saya, sisanya saya serahkan pada Tuhan. Bisa atau tidak untuk bergabung, dan apa yang terjadi kemudian sungguh saya hanya bisa menunggu pekerjaan Tuhan. Sejauh ini saya hanya berusaha memberikan yang terbaik.
Hingga kemarin, tiba-tiba hasil dari interview company tersebut berlanjut. Sang PM yang meminta saya untuk bergabung mengatakan hari ini akan dikasi penawaran. Ya walaupun belum ada penawaran salary dan benefit yang saya dapat, saya tetap bersyukur karena ada kelanjutan dari semuanya. Semoga ini benar jalan Tuhan yang baik untuk saya (amin). Di sore hari, ketika saya pulang dari menjemput putri saya, tiba-tiba saya dapat tawaran dari company lama untuk mengerjakan beberapa project baru. Saya tahu pasti slicer di tempat sekarang memang masih baru dan perlu waktu untuk belajar lagi. Bingung mau menolak karena saya belum tahu pasti kapan saya akan join dengan company yang baru, ditambah lagi karena memang saya pernah berjanji untuk membantu apabila mereka kesulitan untuk menghandle project setelah saya resign, saya mengiyakan saja tawaran ini, sambil dalam hati berdoa semoga saya masih mampu. Mungkin perlu stock vitamin dan makanan bergizi yang banyak nih. Haha. Haduh stock kesabaran? Semoga diisi penuh ya, Tuhan (memelas-melas menatap langit-langit kamar). Dan tentu tetap menerima dengan penuh syukur berkat Tuhan.
Hingga kemudian, pukul 23.30, saya sudah mematikan laptop saya dan bersiap tidur, satu pesan masuk ke handphone saya. Salah seorang dari sebuah perusahaan di Singapore yang berniat mengembangkan sayap ke Indonesia mendadak kontak saya lagi setelah sebulan lebih ga ada kabar. Saya sudah berpikir mungkin ga jadi, eh ternyata mereka baru niat untuk mulai setelah lebaran. Ya, tentu saja saya bingung. Mereka minta saya fulltime join mereka. Dan saya menolak dengan halus
karena saya berpikir kemungkinan besar saya join di perusahaan yang sudah mempekerjakan saya secara freelance itu. Tapi kemudian orang ini malah bertanya, kalau boleh tahu mbaknya sudah join di mana? Waduh ini saya bingung kudu dijawab apa ngga. Kalau dibilang sudah join, kan belum resmi, tapi kalau saya bilang belum, nanti dikasi tawaran lebih tinggi, saya malah tambah bingung deh haha. Namun di akhir chat singkat itu--tentunya dengan tidak menyebutkan nama company
mana yang kemungkinan sudah ngajak saya join ini--saya mendapat note bahwa misal kemudian saya available lagi, mereka masih berharap saya bisa join bersama dengan mereka. Puji Tuhan, masih ada company lain yang juga menghargai skill saya. Dan tentu semua karena cinta Tuhan pada saya. Terima kasih, Tuhan.
Dan di akhir tulisan pagi ini, saya baru ingat belum menyentuh kerjaan yang diberikan si bule Kanada itu. Arghhhh, oksigen mana oksigen....
0 comments