Ikan Sarden dan Keajaiban Tuhan
12:16 AMHari ini, ada rasa bahagia yang luar biasa.
Yang padahal pemicunya adalah hal sederhana, sangat-sangat sederhana.
Duduk di depan laptop, sambil menikmati sarapan dengan sayur kangkung saus tiram dan sarden dengan kadar pedas yang lebih tinggi.
Simple, tapi lebih dari cukup untuk jadi mood booster.
Setelah beberapa hari ini, siang kerja di kantor, malam masih menyelesaikan kerja partime di perusahaan lain.
Tapi lelah tak menyurutkan saya untuk meramu jadi menu sarapan spesial di pagi ini.
Semalam, bahkan saya bermimpi tentang si sarden ini.
Walaupun siang dan malam saya bertemankan si laptop, setiap pagi sebisa mungkin saya tetap memasak untuk keluarga saya.
Dan rutinitas memasak di pagi hari yang terkadang crowded karena dikejar waktu itu, bahkan terekam jelas dalam mimpi saya.
Hasilnya, ketika waktu sudah menunjukkan pukul 7, yang harusnya sudah mulai bersiap diri, eh si sarden malah belum diolah.
Saya lupa satu menu ini belum dieksekusi.
Argghhh ada rasa geram luar biasa yang saya rasakan dalam mimpi itu.
Hingga ketika pagi tiba, saatnya menjalani dunia nyata, si sarden menjadi menu pertama yang saya masak.
Saya tak ingin kecolongan.
Hahaha, ada kepuasan tersendiri di sana.
Memang keinginan untuk makan sarden ini sudah lama.
Sejak suami saya terkena kanker, mungkin setahun sekali belum pasti bisa masak sarden.
jadi keinginan itu saya simpan mungkin hingga ke alam bawah sadar.
Untungnya, suatu ketika, di saat keinginan itu menggebu-gebu tapi saya masih berjuang untuk mengalahkannya,
Tiba-tiba seorang teman di kantor malah menawarkan untuk mengambil sebagian bekalnya yang ternyata adalah sarden!
Wuah, puji Tuhan doa diam-diam saya terjawab tanpa harus mingin-mingini suami saya di rumah.
Terkadang di saat lagi hoki, ketika saya pingin sekali makan sesuatu,
entah kenapa biasanya mendadak ada saja yang memberi tanpa harus saya cari atau saya minta.
Misal ketika pingin makan pizza tiba-tiba ada yang traktir.
Pingin burger, eh dibeliin.
Bahkan untuk makanan langka sekalipun.
Ceritanya saya pingin sekali sambal ikan asin khas kalimantan.
Biasanya ibu saya jago banget dalam hal ini, tapi saya tidak mau merepotkan ibu saya karena mengirim makanan bukan perkara mudah.
Tiba-tiba saja, sahabat saya dari kalimantan yang memang jauh-jauh hari sudah berencana untuk main ke Jogja, bertanya pada saya mau dioleh-olehin apa.
Waktu itu saya sih bilang, apa aja asal ga ribet. Dia menyempatkan bertemu saja saya sudah senang.
Ternyata eh ternyata, dia bawa oleh-oleh sambal ikan asin ini, masakan adiknya sendiri.
Saya senang bukan main, rasanya seperti ibu hamil yang ngidam sekian lama baru terpenuhi.
Puji Tuhan.
Di akhir cerita pagi ini, ketika saya membahas tentang keajaiban-keajaiban ketika saya pingin makan sesuatu dan nyaris
selalu terkabul ini, tiba-tiba suami saya nyeletuk,
"Mbok pinginnya itu mobil apa rumah gitu lho, Ma. Mana tau ternyata kemudian ada yang ngasi"... hahaha..
Amin...
Tapi mungkin Tuhan juga senang karena tanpa harus minta hal-hal besar seperti itu saya sudah mengucap syukur untuk hal-hal kecil ini setiap hari.
0 comments